Jumat, 04 Maret 2016

Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat



Pendahuluan

Hidup bermasyarakat adalah hubungan antar individu-individu maupun antar kelompok dan golongan yang terjadi dalam proses kehidupan. Hidup bermasyarakat juga berarti kehidupan dinamis, dimana setiap anggota masyarakat salaing berinteraksi, member dan menerima (take and give). Hubungan antar individu ini pun diikat oleh ikatan yang berupa norma serta nilai-nilai yang telah dibuat bersama para anggota. Norma dan nilai-nilai inilah yang menjadi alat pengendali agar para anggota masyarakat tidak terlepas dari rel ketentuan yang telah disepakati itu. Solidaritas, toleransi dan tenggang rasa adalah bukti kuatnya ikatan itu. Sakit salah satu anggota masyarakat akan dirasakan oleh anggota masyarakat lainnya. Dari hubungan seperti itulah lahir keharmonisan dalam hidup bermasyarakat.


Pada kenyataannya tidak semua masyarakat membentuk sebuah harmonisasi. Pada kondisi-kondisi tertentu hubungan antara masyarakat diwarnai berbagai persamaan. Namun sering juga didapati perbedaan-perbedaan, bahkan pertentangan dalam masyarakat. Hal-hal seperti itulah yang menimbulkan perpecahan dalam masyarakat.

Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pertentangan dan integrasi masyaraka t?
2. Apa itu prasangka dan diskriminasi ?
3. Pertentangan - pertentangan sosial dalam masyarakat.

Tujuan

1. Mengetahui pengertian pertentangan sosial & integrasi masyarakat,
2. Menambah wawasan akan pertentangan sosial & integrasi masyarakat, dan
3. mampu memberikan pengetahuan tentang diskriminasi dan cara pencegahannya.


PEMBAHASAN





Pengertian Pertentangan atau Konflik


Konflik (Pertentangan) berasal dari kata latin configure yang berarti saling memukul. secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosail antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatya tidak berdaya.

Konflik dilatarbelakangin oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan - perbedaan itu diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, ada istiadat, keyakinan, dll. Dengan dibawa sertanya ciri - ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertetangan dengan integrasi. Konflik dan integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasikan integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.


Pengertian Integrasi Sosial

Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu :
  1. Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sitem sosial tertentu.
  2. Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu. 

Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.
Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.
Menurut pandangan para penganut fungsionalisme struktur sistem sosial senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut :

  1. Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus (kesepakata) di antara sebagian besar anggoa masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendasar).
  2.  Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial (cross-cutting affiliation). Setiap konflik yang terjadi di antara kesatuan sosial lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (cross-cutting loyalities) dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.


Penganut konflik berpendapat bahwa masyarakat terintegtrasi atas paksaan dan karena adanya saling ketergantungan di antara berbagai kelompok.
Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial.

Bentuk integrasi sosial :

  • Asimilasi, yaitu pembauran kebudayaan yang disetai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli.
  • Akulturasi, yaitu penerimaaan sebagian unsusr-unsur asing tanpa mengilangkan kebudayaan asli.

Prasangka dan Diskriminasi

Prasangka (prejudice) diartikan suatu anggapan terhadap sesuatu dari seseorang bahwa sesuatu itu buruk dengan tanpa kritik terleih dahulu. Prasangka menunjukkan pada aspek sikap sedangkana diskriminasi pada tindakan. Menurut Morgan (1966) sikap adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negatif terhadap orang lai, obyek, atau situasi. Jadi prasangka merupakan kecenderungan yang tidak nampak, dan sebagai tindak  lanjutnya timbul tindakan, aksi yang sifatnya realistis. sedangkan prasangka tidak realistis dan hanya diketahui oleh diri individu masing-masing.

Dalam peraulan sehari-hari sikap prasangka dan diskriminasi seolah lah menyatu, tak dapat dipisahkan. Seseorang yang mempunyai prasangka rasial, biasanya bertindak diskriminasi terhadap ras yang diprasangkanya. Walaupun begitu, biasa saja seseorang bertindak diskriminator tanpa latar belakang prasangkan, Demikian juga sebaliknya seseorang yang berprasangka dapat saja bertindak diskriminatif.

Sebab - Sebab Timbulnya Prasangka dan Diskriminasi
  • Berlatar belakang sejarah. Misalkan bangsa kta masih menganggap bangsa Belanda adalah bangsa  penjajah. Ini dilatarbelakangi karena pada masa lampau bangsa Belandan menajajah Indonesia  kurang lebih 35 abad.
  • Dilatar-belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional. Apabila prasangka bisa berkembang lebih jauh sebagai akibat adanya jurang pemisah antar kelompok dan golongan.
  • Bersumber dari farktor kepribadian. Prasangka merupakan gambaran sifat seseorang. Authorian personality adalah sebagian ciri kepribadian seseorang yang penuh prasangkan, dengan ciri - ciri  bersifat koservatif dan tertutup.
  • Berlatar belakang perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama. Banyak sekali konflik yang ditimbulkan karana agama. Indonesia sebaga negara yang memiliki 5 kenyakinan dalam masyarakatnya haruslah salng tenggang rasa agar tidak menimbulkan konflik.

Usaha - Usaha Mengurangi atau Menghilangkan Prasangka dan Diskrimasi.
  • Perbaikan kondisi sosial ekonomi.
  • Perluasan kesempata belajar.
  • Sikap Terbuka dan sikap lapang.


Pertentangan - Pertentangan Sosial dalam Masyarakat

Konflik (pertentangan) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang. Dasar konflik berbeda-beda. Terdapat 3 elemen dasar yang merupakan cirri-ciri dari situasi konflik yaitu :
  1. Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagianyang terlibat di dalam konflik.
  2. Unti-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan.
  3. Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.

Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi paa lingkungan yang paling kecil yaitu individu, sampai kepaa lingkungan yang luas yaitu masyarakat.
  1. Pada taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya pertentangan, ketidakpastian, atau emosi-emosi dan dorongan yang antagonistic didalam diri seseorang.
  2. Pada taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu, dari  perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma- norma, motivasi-motivasi mereka untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.
  3. para taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara nilai-nilai dan norma- norma kelompok dengan nilai-nilai an norma-norma kelompok yang bersangkutan berbeda.Perbedan-perbedaan dalam nilai, tujuan dan norma serta minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan sumber-sumber sosio-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu     dengan yang aa dalam kebudayaan-kebudayaan lain.




Adapun Beberapa cara pemecahan konflik adalah :


  1. elimination; yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang telibat dalam konflik yagn diungkapkan dengan : kami mengalah, kami mendongkol, kami keluar, kami membentuk kelompok kami sendiri
  2. Subjugation atau domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat  memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya
  3. . Mjority Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
  4. Minority Consent; artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakan untuk melakukan kegiatan  bersama.
  5. Compromise; artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah
  6. Integration; artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak Ilmu.


Contoh Kasus & Solusi

Ketegangan antar kelompok atau golongan juga merupakan peyebab teradinya pertikaian. Lihatlat konflik-konflik yang mengusung unsur sara seperti di Sampit, Ambon, Poso dan perang suku di Papua. Indonesia merupakan negara plural, dimana kelompok-kelompok suku, agama, dan ras yang berbeda hidup bertetangga. Dalam kondisi ini tidak jarang masalah kecil dapat menyulut kemrahan salah satu kelompok sehingga memicu terjadinya keteganan.

Solusinya adalah Pertentangan antar kelompok dapat menjadi agenda reguler dalam hidup bermasyarakat dan implementasinya tidak hanya pada jajaran atas saja, tapi harus menyentuh sampai masyarakat lapisan bawah. Dan mengusung agenda-agenda dalam konteks perwujudan masyarakat yang damai, adil, dan makmur. Melalui dialog tersebut, kemudian merumuskan bentuk kerja sama yang efekti antar kelompok melalui musyawarah yang mufakat.


Kesimpulan dan Saran

Pertentangan sosial jika dibiarkan berlarut-larut akan terjadi konflik yang sangat besar dan bisa terjadi peperangan. Maka dari itu, perlu adanya pengendalian terhadap konflik atau pertentangan sosial yang terjadi di dalam masyarakat. Beberapa kelompok di dalam masyarakat yang menyebabkan pertentangan sosial sehingga tercipta hubungan interaksi yang harmonis. Perlu ditegakkan integrasi sosial pada suatu masyrakat agar dapat dikendalikan dan tidak bubar meskipun perbedaan pendapat, budaya, dan akidah. Integrasi sosial dapat tumbuh karena mengingat manusia adalah makhluk sosial yang harus saling gotong royong.


Referensi
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik 
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Integrasi_sosial
  • suci_k.staff.gunadarma.ac.id/download/file/pertentangan-pertentangan-sosial-dan-integrasi(9).pdf
  • http://syubiananova.blogspot.com/2011/12/pertentangan-sosial-dan-integrasi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar